BANYUWANGI, RADAR-X.net – Proyek perawatan bahu jalan raya Nasional Genteng-Kalibaru, kabupaten Banyuwangi, mulai dikerjakan oleh dinas terkait. Namun, di sela-sela pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja, tertangkap mata kamera awak media tertuju pada tumpukan material pasar dan batu (Sirtu) yang sudah berada di lokasi. Minggu (5/5/2024)
Ketidaktahuan masyarakat tentang spesifikasi dan juklak/juklis proyek berlevel Nasional tersebut, menuai komentar pedas dari kalangan tokoh masyarakat Banyuwangi. Pasalnya, selain tidak mengetahui bagaimana proses realisasi pencairannya, sumber dan besar anggarannya dinilai bak siluman.
Menurut Hariyadi aktivis lingkungan hidup mengatakan, memang sudah menjadi tugas dari dinas terkait untuk melakukan perawatan serta perbaikan di sepanjang jalan raya daerah, provinsi maupun nasional. Akan tetapi mutu dari proyek tersebut harus ikut menjadi prioritas utama, agar hasilnya pun tidak seumur jagung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Terlebih, spesifikasi materialnya dapat di pertangungjawabkan oleh pihak petugas yang melakukan pengawasan hingga pengadilan semple material guna mentukan kelayakannya. Sedangkan saat ini hal berbeda terlihat bahwa materialnya lebih bercampur tanah, dan bukan campuran batu dan pasir. Sementara, campuran tanah tersebut sangat berisiko mudah hanyut tergerus oleh air, meskipun sudah dilakukan pemadatan,” terang Hari.
Hal senada disampaikan Susianto wakil ketua Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) Kabupaten Banyuwangi.
“Proyek perawatan bahu jalan raya nasional maupun tambal jalan merupakan tugas dari kementrian PUPR, namun secara pelaksaanan masih banyak pembiaran dalam hal pengawasan oleh para pengawainya, terbukti mutu material yang cenderung asal dipergunakan kian menjadikan citra proyek di tingkat daerah mengunakan aji mumpung. Bahkan, adanya main mata pihak pengawas dengan suplayer material telah terjadi, demi sebuah keuntungan sepihak dan merugikan masyarakat luas sebagai bagian penerima manfaat,” jelas Wakil ketua JPKP
“Mirisnya, kuat naya penilaian adanya ketidakwajaran di lapangan tersebut belum ada bentuk perhatian serius dari kementerian PUPR sendiri. Al hasil beberapa titik pekerjan penahan bahu jalan sudah ambrol dan hancur, padahal, proyek tersebut di kerjakan tahun 2023 lalu, sungguh kondisi yang sangat memperhatinkan bahkan cara kerja seperti ini yang akan menjadi indikasi unsur korupsi terjadi,” tambah Susianto
Di lokasi proyek perawatan bahu jalan Nasional yang melintas di desa Kaligondo, kecamatan Genteng, seorang pekerja mengaku tidak tahu siapa pelaksana dan pengawas pekerjaan tersebut.
“Saya hanya kerja mas, dan tidak tahu siapa pengawas dan pelaksananya,” ulas pekerja tersebut tanpa mau menyebutkan namanya.
Sementara hingga berita ini dimuat, awak media masih belum dapat mengkonfirmasi Dinas terkait.
(tim)