Bondowoso, Radar-X.net – Kehadiran pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso terpilih, KH Abdul Hamid Wahid dan KH As’ad Yahya Syafi’i (Rahmad), disambut meriah oleh ribuan warga.
Mereka berbondong-bondong turun ke jalan, mengiringi kedatangan pemimpin baru Bumi Kironggo dengan konvoi dari Kecamatan Wringin hingga ke Pendopo.
Meskipun cuaca terik dan dalam suasana Ramadan, antusiasme warga tetap membara, menyambut pemimpin yang baru saja menyelesaikan kegiatan retret di Magelang.
Ketua tim pemenangan, Ahmad Dhafir, mengungkapkan bahwa konvoi ini mencerminkan kecintaan dan harapan besar masyarakat terhadap pemimpin pilihan mereka.
“Ini adalah bukti bahwa rakyat Bondowoso menaruh harapan besar kepada Ra Hamid dan Ra As’ad untuk membawa perubahan bagi daerah ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tugasnya sebagai ketua tim pemenangan telah selesai dan kini masyarakat Bondowoso bertanggung jawab untuk mengawal jalannya pemerintahan baru.
Suasana religi begitu terasa sepanjang perjalanan. Shalawat dan doa menggema mengiringi rombongan hingga ke pusat kota.
Sesampainya di Bondowoso, Ra Hamid dan Ra As’ad langsung melaksanakan salat Ashar berjamaah di masjid, momen yang banyak diabadikan sebagai simbol kepemimpinan religius mereka.
Setelahnya, mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi utama acara Bazar Ramadan yang mengusung tema “Bondowoso Berkah, Ramadan Penuh Rahmat”.
Dalam kesempatan itu, Bupati secara simbolis membuka bazar yang difasilitasi oleh Pemkab Bondowoso.
Mantan anggota DPR RI tersebut berharap bazar ini dapat menggairahkan dinamika UMKM di Bondowoso.
Ia menegaskan bahwa ke depan, kegiatan serupa harus lebih dari sekadar ajang pameran dan transaksi, tetapi juga menjadi bagian dari distribusi produk UMKM dalam skala lebih luas.
“Khususnya dalam mendorong hilirisasi produk di Bondowoso yang akan berdampak pada perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Pemkab juga berkomitmen memberikan pelatihan dan coaching kepada pelaku usaha, serta membantu mereka memperoleh standar halal, standar industri rumahan, hingga sertifikasi kesehatan.
Bahkan, jika memungkinkan, proses produksi dan pemasaran akan melibatkan off-taker sebagai mitra bisnis.
“Sehingga produk kita punya daya saing yang kuat di pasar, baik domestik maupun internasional,” tegasnya.
Menurutnya, peningkatan kapasitas dan keterampilan pelaku usaha menjadi kunci agar industri kecil dapat berkembang menjadi industri menengah hingga besar.
“Jika perlu, mereka harus bermitra dengan industri yang bisa memacu pertumbuhan dan skilling up,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sekitar 300 UMKM berpartisipasi dalam Bazar Ramadan ini.
“Mereka menjual berbagai jenis kuliner dan produk fesyen dengan total 145 tenda kuliner dan 9 tenda pakaian, sebagaimana dilaporkan Kepala Diskoperindag, Mulyadi.