SURABAYA, radar-x.net – Profesi apapun adalah merupakan salah satu pilihan bagi setiap orang dalam mencari penghasilan atau mencari nafkah untuk melangsungkan hidupnya, dengan profesi itulah mereka mampu melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan juga yang harus ditekuninya.
Apapun bentuk profesi itu, pasti akan ada manfaat dan resikonya.
Seperti dilansir dari salah satu media di Kota Surabaya yaitu terkait korban penjambretan kepada salah satu warga Surabaya yang berprofesi sebagai ojek online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Daru Ardya Wiyati seorang wanita yang sehari-hari bekerja sebagai ojek online (Ojol) tak bernasib baik, saat mendapatkan orderan gofood dan hendak mengantarkannya naas di tengah perjalanan tepatnya di jalan satelit selatan, Daru dijambret dan terjadi insiden tarik menarik sehingga Daru terjatuh, Kamis (04/06/2020) sekira pukul 16.40 WIB.
Akibat kecelakaan tersebut, Korban (Daru) kepala bagian tulang hidung patah dan dahi sobek dua bagian hingga mengeluarkan darah karena membentur jalan paving. Usai kecelakaan Daru pun di bawa ke salah satu Rumah Sakit Swasta di Jl. Darmo Satelit Indah untuk mendapatkan perawatan medis, dikarenakan keterbatasan finansial, korban dipindahkan ke RS Dr Soetomo Surabaya pada Jumat (05/06/2020).
Usai mendapatkan perawatan medis selama 3 hari Daru (Korban) akhirnya meninggal dunia, Minggu (07/06/2020). Anehnya saat jenasah korban hendak dibawa pulang keluarga, jenasah korban dinyatakan PDP oleh pihak rumah sakit, sehingga jenasah korban akan di makamkan di pemakaman Covid-19 sehingga Keluarga dan sahabat korban tak terima.
Solidaritas Ojek Online saat mendengar kabar tersebut, ratusan ojol memadati halaman bahkan jalanan di depan RS. Dr. Soetomo Surabaya sehingga membuat kemacetan panjang.
Saat awak media menghubungi keluarga korban mengatakan, “selama 3 hari istri saya di rawat, pihak rumah sakit tak menyatakan bahwa istri saya PDP, aneh kenapa saat istri saya meninggal dunia malah di nyatakan PDP?,” ucap Ardian (Suami Daru).
“Pemerintah seharusnya bisa selektif akan pendataan PDP, kalau semua orang sakit di masukkan PDP kasian Keluarganya, dan dampak sosialnya, semoga kejadian ini tak terulang lagi,” harap Ardian.
Saat tim investigasi mendatangi Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya dan mengklarifikasi ke humas, Pihak rumah sakit juga bersikukuh untuk memakamkan secara protokoler Covid-19.
Dikarenakan Komunitas Ojol semakin membludak, pihak rumah sakit pun mengizinkan jenazah untuk dibawa pulang keluarga.
Hingga berita ini diturunkan, agar pihak yang berwajib dan Pemerintah hadir ditengah-tengah Masyarakat saat membutuhkan kebijakannya, dengan berharap kedepan pemerintah menjadi jalan terakhir bagi Masyarkat yang sedang bermasalah. (Mun/MK)