Macam-Macam Teori Kebenaran
Pertanyaan yang relevan di sini adalah apa itu kebenaran? Dalam sejarah filsafat, sekurang-kurangnya hingga kini ada empat teori yang berupaya menjawab pertanyaan tersebut secara filosofis. Ke empat teori itu adalah a). Teori kebenaran sebagai persesuaian. b). Teori kebenaran sebagai keteguhan. c). Teori pragmatis tentang kebenaran. d). Teori performatif tentang kebenaran.
a. Teori kebenaran sebagai persesuaian
Teori ini sampai tingkat tertentu sudah dimunculkan Aristoteles. Menurut Aristoteles, mengatakan hal yang ada sebagai tidak ada, atau yang tidak ada sebagai ada, adalah salah. Sebaliknya mengatakan hal yang ada sebagai ada, atau hal yang tidak ada sebagai tidak ada, adalah benar. Dengan ini Aristoteles sudah meletakkan dasar bagi teori kebenaran sebagai persesuaian bahwa kebenaran adalah persesuaian antara apa yang dikatakan dengan kenyataan. Jadi, suatu pernyataan dianggap benar kalau apa yang dinyatakan di dalamnya berhubungan atau punya keterkaitan (correspondence) dengan kenyataan yang diungkapkan dalam pernyataan itu.
Menurut teori ini, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Atau dapat pula dikatakan, menurut teori ini, kebenaran terletak pada kesesuaian antara subjek dan objek, yaitu apa yang diketahui subjek dan realitas sebagaimana adanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
b. Teori kebenaran sebagai keteguhan
Kalau teori kebenaran sebagai persesuaian dianut oleh kaum empirisis, maka teori kebenaran sebagai keteguhan dianut oleh kaum rasionalis seperti Leibniz, Spinoza, Descartes, Hegel, dan yang lainnya. Menurut teori ini, kebenaran tidak ditemukan dalam kesesuaian antara proposisi dengan kenyataan melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi yang sudah ada.
c. Teori pragmatis tentang kebenaran
Teori ini dikembangkan dan dianut oleh filsuf- filsuf pragmatis dari Amerika, seperti Charles S. Peirce dan William James. Bagi kaum pragmatis, kebenaran sama artinya dengan kegunaan. Jadi, ide, konsep, pernyataan, atau hipotesis yang benar adalah ide yang berguna. Ide yang benar adalah ide yang paling mampu memungkinkan seseorang berdasarkan ide itu melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Dengan kata lain, berhasil dan berguna adalah kriteria utama untuk menentukan apakah suatu ide benar atau tidak.
d. Teori kebenaran performatif
Teori ini terutama dianut oleh filsuf seperti Frank Ramsey, John Austin, dan Peter Strawson. Filsuf- filsuf ini mau menentang teori klasik bahwa “benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan sesuatu (deskriptif). Proposisi yang benar berarti proposisi itu menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar. Demikian sebaliknya. Namun, justru inilah yang ingin ditolak oleh filsuf-filsuf ini.
Penulis : Budi Hartono