BANYUWANGI, radar-x.net – Dalam upaya melaksanakan zero narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif berbahaya lainnya (narkoba) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah melakukan langkah-langkah inovasi, berupa menetapkan pilot Project di tiap-tiap Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham.
Demi mewujudkan hal tersebut, dalam hal ini birokrasi pemasyarakatan yang inovatif, bersih dan bermartabat. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIIB Banyuwangi membuat terobosan baru, yaitu dengan meluncurkan layanan kunjungan berdasarkan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), Senin (23/04/2018).
Kepala devisi Krismono, mengatakan bahwa pihaknya ditugaskan secara khusus, apalagi dirinya ini masih baru dilantik jadi Kepala Devisi Pemasyarakatan juga tugas lama di Jawa Timur kurang lebih 28 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya pernah jadi Kalapas disini ada 2 tahun, mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, dengan kaitan ini saya berkunjung kesini dan memberi penguatan – penguatan kepada semua pegawai, apalagi sekarang tugas Pemasyarakatan sangat berat dan sangat komplek sekali,” ujarnya.
Kepala Devisi ini menyatakan terus terang, bahwa dirinya ingin sekali memberikan penguatan – penguatan kepada seluruh pegawai LAPAS maupun Rutan se Jatim. Maka pihaknya keliling Korwil di Kediri kemudian Korwil Madura sampai saat inipun ia masih di Korwil Banyuwangi.
“Tentunya kita sudah punya strategis khusus menanggulangi over kapasitas di Jatim, ada 21.000 ,-warga binaan yang ada di LAPAS maupun Rutan se Jatim, dan sekarang kita ada pemerataan – pemerataan hunian nanti di Banyuwangi ini sudah sangat over kapasitas,” jelasnya.
Jadi, Lanjut Krismono, “kita mencoba memindahkan mereka untuk tekanan – tekanan yang banyak kita pindahkan ke Rutan Situbondo, untuk tekanan – tekanan yang tinggi akan kami pindahkan ke Jember yang masih memungkinkan, sehingga itu salah satu menanggulangi over kapasitas ada pemerataan hunian ke LAPAS yang lain, bahkan kemarin sudah ada yang di pindahkan 2 kali di Jateng sampai saat ini jumlah huniannya masih sangat sedikit. Itu belum terlalu over kapasitas bila di bandingkan di Jatim sangat over kapasitas,” paparnya pada awak media.
Krismono menambahkan, maksud dari pada tujuan kami, hanya memberikan penguatan – penguatan kepada pegawai maupun kepada binaan warga pemasyarakatan agar LAPAS itu dalam kondisi kondusif aman terkendali. Dan sekarang ini situasi LAPAS sangat tidak menentu banyak kasus – kasus Narkoba sangat luar biasa, dan ini harus di lakukan penanganan yang maksimal secara otoriter. Kita kemarin juga mendeklarasikan Zona Integritas.
“Maka harapan saya, ini kami sampaikan kepada semua UPT – UPT kita bisa benar – benar menjujung tinggi Integritas, juga harus bisa membangun komitmen bersama. Kemudian LAPAS ini benar – benar bisa menjadi LAPAS wilayah yang tidak berbau kasus korupsi, dan wilayah birokrasi bersih dalam melayani. Target kami adalah One Tretiont dan prodak, terus yang kedua berbasis kepada Pesantren dan semua pelayanan berbasis Teknologi Informasi,” harapnya.
Sementara, Kalapas Banyuwangi Akbar Herry Achjar menjelaskan tentang kehadiran Kepala Devisi Pemasyarakatan terkait arahan – arahan untuk meninjau LAPAS Banyuwangi bisa di koreksi oleh Kadiv Krismono.
” Kami menekankan tidak menerima Narkoba dan Hp di dalam lapas, karena kami sangat memerangi narkoba. Kami sampaikan semua, dan kedepannya Banyuwangi ini harus bebasis teknologi elektronik supaya kegiatan dan pembinaan masuk alur kunjungan tidak perlu pakai KTP lagi agar memudahkan masyarakat menjenguk,” ujarnya.
Kalapas menjelaskan bahwa, kunjungan Kepala Devisi tersebut sudah meninjau langsung ke lapangan, dan yang kedua ada rangkaian kegiatan juga penanda tanganan MOU dengan Untag yang di saksikan langsung oleh dari Kepala Devisi Pemasyarakatan.
“Jadi sebelumnya ini yang kami harapkan kerja sama MoU dengan Untag dan Agresitasnya sangat luar biasa. Saya butuh untuk peran serta Pemerintah Daerah Pemasyarakatan dan Staek Holder lainnya,” imbuhnya.
Untuk menjaga kemitraan, lanjut Kalapas, kedepanya yang berkaitan dengan pendidikan di untag kewirausahaan dan wawasan kebangsaan juga di dominasi pelatihan – pelatihan dari belajar bahasa Inggris, Pertanian dan Perikanan.
” Jadi siswa Untag dilibatkan bisa masuk KKN atau PKL di LAPAS,” pungkas Kalapas. (Dafid firmansyah/team)