JEMBER, RADAR-X.net – Dari ratusan paket proyek yang digelontor oleh DPU BM-SDA Kabupaten Jember TA 2021, Pembangunan Pemeliharaan Jembatan Wonojati Tempurejo yang terkesan lamban pengerjaannya disoal warga.
Pasalnya, lambannya pengerjaan proyek tersebut dengan alasan merugikan warga pengguna jalan yang merasa sangat terganggu karna harus melintasi jalan pintas yang dibuat sebagai terobosan dengan disediakan kotak uang imbalan seihklasnya saat sementara Jembatan dalam perbaikan.
Hal tersebut dikuatkan beberapa kali media mendatangi lokasi kegiatan pembangunan proyek Jembatan Wonojati Tempurejo yang dilaksanakan oleh Kontraktor CV Mitra Abadi dengan nilai anggaran Rp.340.969.000.00.- APBD kabupaten Jember, Jangka Waktu Pelaksanaan proyek, mulai 20 September 2021, selesai 04 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan pantauan awak media tidak pernah mengetahui adanya petugas pelaksana maupun mandor yang ditugaskan oleh kontraktor CV Mitra Abadi, artinya pengerjaan proyek itu kuat diduga kurang ditangani betul sebagaimana layaknya kontraktor mengerjakan proyek pemerintah kabupaten Jember ini. Bahkan 4 kali awak media datang ke lokasi proyek tidak pernah melihat personal konsultan pengawasnya di lokasi proyek.
Bagian tehnik PU BM Jember Erfan saat di konfirmasi mengatakan bahwa, terkait lambannya pengerjaan proyek Jembatan Wonojati Tempurejo itu kendalanya ada pada alat Jack Gamernya ngedryl.
“Kendalanya di alat Jack Gamernya ngedryl, kan bekas beton yang lama itu kan bagus mutunya, jadi sudah merusak dua alat yang ada dan akan mendatangkan alat yang lebih besar tenaganya,” ujar Erfan melalui telefon celulernya.
Erfan menambahkan bahwa, pada intinya kenapa progesnya itu lamban atau telat, karna waktu itu ada aduan agar jangan dibongkar dulu.
“Aduan itu dari lembaga pengusaha tebu yang waktu itu pas lagi musim tebang/panen, bahkan aduan itu sampai tembus ke DPRD kok mas, dan itu ada suratnya. Dan suratnya ada di pak Rahman mas, agar Jembatan itu jangan dibongkar dulu, sehingga telat sekitar 3 Minggu apa 4 mingguan begitu lupa saya,” jelas Erfan.
Erfan menyarankan awak media untuk menemuinya dikantornya sebelum menulis berita, biar pas dan jelas suruhnya. Namun begitu esok paginya media mendatangi di ruangannya, Erfan sedang agenda kerja luar/sudah ada di lapangan.
Saat di lokasi, Erfan menyarankan media untuk langsung menemui Rahman Kepala Dinas karena dirinya pas tugas luar, akhirnya media menghubungi kepala dinas melalui chat Whastapp yang langsung dibalas bisa klarifikasi langsung ke B Kurnia atau Erfan, balas Rahman via Whastappnya.
Sesuai arahan Rahman A. Kepala dinas PU BM SDA kabupaten Jember, awak media bergegas langsung menemui B Kurnia di ruang kerjanya, Namun amat disayangkan Kabid Jembatan juga tidak berani memberikan komentar.
“Kalau terkait pertanyaan yang mempertanyakan kaitan tehnik dan kualitas pekerjaan jenengan langsung saja ke kepala dinas langsung saja,” kata Kurnia.
Hingga berita ini ditayangkan, untuk klarifikasi/konfirmasi awak media kesannya sengaja diombang-ambingkan kesana kemari. (Ltf)