SURABAYA, radar-x.net – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, bahwa pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu, dua anak laki-lakinya, dan dua anak perempuannya.
” Kemudian pelaku di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro adalah sang istri yang bernama Puji Kuswati, kelahiran Banyuwangi, dan dua anak perempuannya, kelahiran Surabaya, Fadila Sari usia 12 tahun dan Pamela Rizkyta usia 9 tahun,” ungkap Kapolri.
Sementara, lanjut Tito, di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya, adalah dua remaja laki-laki, yang diduga putra dari Dita Apriyanto, yang bernama Yusuf Fadhil usia 18 tahun dan Firman Halim usia 16 tahun. Semua bom bunuh diri, tapi jenis bomnya berbeda. Sedangkan bahan peledaknya masih dalam penyelidikan. Bom di Arjuna, diletakkan di kendaraan lalu ditabrakkan. Ledakkannya paling besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Bom di Diponegoro, ibu dan dua anaknya menggunakan bom yang diletakkan di pinggang. Cirinya sangat khas, semua hanya rusak di bagian perutnya, tapi tidak ada korban dari masyarakat. Bom di Ngagel menggunakan bom yang dipangku, jenisnya belum diketahui karena pecah. Dibawa dua orang dengan sepeda motor,” terang Kapolri Tito.
Kapolri menambahkan, sekeluarga pelaku pengeboman ini tidak lepas dari kelompok JAD dan JAT, pendukung utama ISIS di Indonesia. (Bagoes WW)