Situasi saat puluhan anggota polisi datangi rumah nasabah KSP Milan. |
BANYUWANGI, radar-x.net – Tindakan Polres Banyuwangi yang mengerahkan puluhan anggotanya guna mengawal dua karyawan KSP MILAN saat mendatangi rumah salah satu nasabahnya yang bernama Ndaru JP (28), warga Dusun Kaliboyo Desa Kradenan Kecamatan Purwoharjo, karena telat membayar bunga pinjaman disayangkan banyak pihak karena dinilai berlebihan, pada Rabu (11/10/2017).
Seperti diutarakan M. Yunus Wahyudi, yang merupakan dedengkot aktivis muda pergerakan di Banyuwangi, menilai jika sebenarnya koperasi tidak semestinya berlaku semena-mena terhadap nasabahnya sendiri yang notabene juga merupakan anggotanya itu. Apalagi harus mengerahkan puluhan anggota polisi untuk mengawal proses eksekusi barang yang menjadi agunan pinjaman.
“Koperasi asasnya adalah kekeluargaan yang mengedepankan Musyawarah untuk mufakad dengan nasabah atau anggotanya bukan malah bertindak arogan dengan membawa puluhan polisi hingga kayak akan menangkap teroris saja seperti itu,” ujar Yunus dengan lantang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut Yunus mengatakan, jika selama ini dirinya sebenarnya juga sudah banyak mendapat pengaduan dari warga Masyarakat yang sudah menjadi korban kesewenang-wenangan pihak koperasi dan akan segera merapatkan barisan untuk menyikapinya.
“Terlepas Pak Prianto ayah Ndaru ini, adik bapak saya sendiri dan punya riwayat jantung jika dengan kejadian ini sampai ada apa-apa hingga penyakitnya kambuh, saya akan tuntut baik pihak KSP MILAN maupun pihak polres Banyuwangi,” terang Yunus yang diamini beberapa warga lain saat datang beramai ramai menjenguk kerumah Ndaru karena kaget dengan banyaknya polisi yang datang.
“Oalah wong cuma masalah telat bayar bunga aja kok KSP MILAN sampai datang bawa polisi sebegitu banyaknya ya mas, kayak mau nangkap teroris,” ujar salah satu warga.
“Heran saya kok polisinya ya mau disuruh suruh oleh bosnya KSP MILAN,” tambahnya seraya wanti-wanti agar namanya tidak disebutkan.
Ironisnya, yang memprihatinkan dan bahkan terkesan mamalukan adalah keterlibatan anggota Kepolisian khususnya Polres Banyuwangi dalam proses eksekusi mobil yang melibatkan puluhan anggota dengan menggunakan mobil dinas dengan mengatasnamakan fidusia, seperti hendak menangkap teroris.
“Perbuatan puluhan anggota Polres Banyuwangi seolah mencoreng nama baik institusi yang selama ini dibangun dengan susah payah oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Slogan PROMOTER (Profesional, Modern dan Terpercaya) yang selama ini di dengung dengungkan seolah terhapus oleh aksi aparat Polres Banyuwangi dengan mengatasnamakan Fidusia.” Terang Yunus.
Hanya karena hutang, tegas Yunus lebih lanjut, salah satu Nasabah sebesar 24 juta kepada KSP. Milan dan itupun sudah ada pembayaran bunga pinjaman seolah nama baik Kepolisian dengan mudahnya dikhianati oleh puluhan anggota Polres Banyuwangi. Bhabinkamtibmas dibentuk untuk mengakomodir dan menyelesaikan segala permasalahan di tingkat desa. Pendekatan persuasif selama ini sudah dilakukan dengan baik sehingga Kepolisian mulai diterima dengan baik ditengah Masyarakat. Seharusnya Polres Banyuwangi berpikir ulang untuk menurunkan puluhan anggotanya hanya demi hutang 24 juta.
“Kenapa tidak menggunakan Bhabinkamtibmas saja mas, kan bisa diselesaikan secara Musyawarah. Ini kan ranahnya perdata kenapa puluhan polisi kok dibawa-bawa. Apalagi ini koperasi, seharusnya asas kekeluargaan dan musyawarah dikedepankan, janganlah nama baik institusi Polri yang sudah mulai diterima baik oleh masyarakat tercoreng dengan tindakan yang mengatasnamakan fidusia,” kata Syam Halim salah satu warga setempat.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, warga Dusun Kaliboyo dikagetkan dengan hadirnya puluhan anggota Polres Banyuwangi yang mengawal dua karyawan KSP MILAN saat mendatangi rumah Ndaru warga setempat karena telat membayar bunga pinjamannya. (Dafid F/team)