Dede Farhan Aulawi Berikan Analisis Kritis Terkait Serangan Teroris di Balai Kota Crocus Moskow – Rusia

- Penulis Berita

Sabtu, 30 Maret 2024 - 21:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemberitaan berbagai media terkait dengan peristiwa serangan teroris di Balai Kota Crocus terhadap para penonton konser musik yang terletak di pinggiran Krasnogorsk, Moskow pada Jumat (23/03) membuat banyak masyarakat kaget, geram dan marah atas perilaku yang menginjak nalar sehat kemanusiaan di mana lebih dari 130 orang yang tidak bersalah harus meregang nyawa atas serangan teror tersebut.

“Masyarakat dan Pemerintah Indonesia yang cinta damai tentu akan mengutuk keras peristiwa biadab tersebut. Permasalahannya ada siapa otak di balik peristiwa itu ? karena aktor lapangan memang sudah tertangkap, tetapi siapa yang membuat desain terornya menjadi tantangan yang harus terungkap“, Ujar Pemerhati Intelijen Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (28/3).

Menurutnya peristiwa seperti ini pasti tidak didesain dalam beberapa hari, pasti ada perencanaan panjang untuk mengatur berbagai skenarionya. Mulai penentuan ‘event’, tempat, waktu, orang, senjata, pembiayaan, transportasi, akomodasi, pembagian peran/ tugas, jalur pelarian, dan ‘konstruksi pesan’ yang akan dibangun atas peristiwa tersebut. Termasuk ditemukannya senapan serbu Kalashnikov yang tergeletak di lantai sebenarnya bisa dibaca sebagai sebuah ‘pesan sandi’ untuk dipecahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari satu sisi upaya penegakan hukum pasti akan membutuhkan fakta – fakta hukum sebagai alat bukti yang bisa disampaikan di persidangan. Itulah sebabnya ada disiplin ilmu yang disebut dengan Scientific Crime Investigation atau investigasi kejahatan secara ilmiah. Namun dalam setiap operasi intelijen, pembuktian tersebut menjadi sangat sulit karena kematangan perencanaan yang dibuat. Termasuk kemungkinan adanya ‘brainwashing’ bagi pelaku lapangan, juga sistem sel terputus yang dijalankan sehingga operator lapangan pasti juga tidak mengenal siapa yang menyuruh atau membayarnya. Meskipun sebenarnya bisa dilacak dari aliran dana (finacial tracing) sesuai pengakuan orang yang tertangkap.

Empat orang terdakwa dalam serangan tersebut, yaitu Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Muodali Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov sudah tertangkap selang beberapa jam setelah peristiwa serangan dan pembakaran tempat konser. Kemudian 7 orang berikutnya juga sudah ditangkap yang diduga turut terlibat atau terkait dengan peristiwa tersebut. Jumlah ini mungkin saja akan terus bertambah sejalan dengan upaya pengembangan penyelidikian dan interogasi yang dilakukan. Siapapun ‘dalang’ dari peristiwa ini pasti akan gelisah karena khawatir identitasnya terungkap, sehingga pasti akan ada upaya – upaya untuk melenyapkannya sebagai satu – satunya jalan menghilangkan jejak. Oleh karena itu, pengamanan terhadap para terdakwa dan tersangka harus ekstra ketat guna menghindari kemungkinan terjadinya upaya pembunuhan.

Baca Juga:  Mengenal Jejak Sejarah Prawita GENPPARI

Dalam kasus seperti ini, sebenarnya polisi atau pasukan Rusia bisa melakukan dua strategi pendekatan. Pertama, interogasi masif dengan upaya – upaya penekanan mental (mental stressing) agar mereka mau memberikan informasi penting atas peristiwa tersebut. Kedua dengan pendekatan lunak (soft approaching), mulai dari Document Analysis, Interface Analysis, In depth Interviews, Specific Observation, atau Prototyping. Pendekatannya bisa menggunakan fungsional dan non fungsional, baik yang bersifat kolaboratif, riset khusus, maupun eksperimen berlanjut.

Hal menarik setelah peristiwa ini terjadi, sebenarnya sudah masuk tahap dua yaitu penggiringan opini publik terhadap siapa yang harus bertanggung jawab. Teknik ini dilakukan sebagai upaya untuk menjauhkan prasangka dan kecurigaan dunia, teknik cuci piring alias lepas tangan, mata rantai terputus, dan titik akhir bayangan peristiwa. Metode ini lazim digunakan dalam berbagai peristiwa teror dunia yang melibatkan aktor negara atau ‘orang penting’.

Tiga orang terdakwa yang telah ditangkap dan digiring dengan mata tertutup dan satu orang menggunakan kursi roda ke pengadilan Moskow, bukan semata – mata peristiwa biasa tetapi ada ‘pesan’ yang ingin disampaikan bahwa Moscow akan bertindak tegas terhadap siapapun pelaku yang berusaha menyerangnya dan akan ada konsekuensi tegas pula terhadap aktor negara manapun yang menjadi dalang atau setidaknya turut serta dalam rencana serangan. Jika aktor lapangan bisa ditangkap dalam satuan JAM, maka tidak lama lagi dalangnya akan diketahui dalam satuan HARI. Dan ini akan berimplikasi pada keseriusan situasi keamanan dunia.

Baca Juga:  Dasar Hukum Pelaksanaan “Gelar Perkara” Dalam Proses Peradilan

Sejauh ini memang tuduhan sementara diarahkan ke ISIS-K sebagai Negara Islam di Khorasan, atau IS-K sesuai dengan rekaman grafis yang mereka rilis. Persoalannya adalah tidak ditemukan relasi kausalitas serangan tersebut dengan Rusia vs ISIS. Apalagi klaim yang mengatakan bahwa ‘Rusia dinilai sering menyakiti negara Islam’ merupakan pernyataan negasi yang tidak masuk akal, karena Rusia dengan umat Islam tidak memiliki persoalan, bahkan Rusia cukup tegas dalam melakukan dukungan kemerdekaan Palestina. Di lain sisi jika kita buka sumber – sumber terbuka seperti google, youtube, dan yang lainnya, termasuk keterangan mantan staf National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Edward Snowden yang menyatakan bahwa ada 3 negara yang bertanggungjawab terkait ISIS.

Di sisi lain, 4 orang pelaku serangan tertangkap di wilayah Bryansk dan siap melintasi perbatasan Ukraina saat mereka ditangkap, sehingga diduga bahwa Ukraina ikut ‘bermain’, meskipun Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sudah membantah klaim tersebut. Tentu ada beberapa data dan informasi lain yang tidak bisa diungkapkan secara vulgar di media, tetapi menjadi sangat penting untuk memberikan sedikit pencerahan kepada masyarakat agar tidak menjadi objek garapan penyesatan (disepsi) informasi di tengah derasnya gelombang informasi saat ini. Termasuk perihal adanya peringatan dini dari Dewan Keamanan Nasional AS kepada Rusia tentang potensi serangan terhadap “pertemuan besar”, termasuk konser di Moskow pada awal bulan ini. Tepat esok harinya, Gedung Putih juga turut mengutuk serangan “keji” tersebut.

Baca Juga:  Biaya dan Cara Balik Nama Kendaraan Bermotor

Perlu diketahui bahwa Negara Islam Provinsi Khorasan atau disebut IS-K kadang juga ISIS-K adalah afiliasi resmi dari gerakan ISIS yang beroperasi di Afghanistan. Didirikan oleh mantan anggota Taliban Pakistan, Taliban Afghanistan dan Gerakan Islam Uzbekistan, dan mulai mengkonsolidasikan wilayah di distrik selatan provinsi Nangarhar, yang terletak di perbatasan timur laut Afghanistan dengan Pakistan dan merupakan bekas benteng al-Qaida di wilayah Tora Bora. Pelopornya bernama Hafiz Saeed Khan seorang komandan veteran Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP), dan membawa serta anggota TTP terkemuka lainnya, termasuk juru bicara kelompok tersebut Sheikh Maqbool.

Sementara itu Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Pavel Zarubin mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan Moskow dengan tujuan untuk mengganggu stabilitas Rusia. Dalam konteks ini tentu akan cukup sulit untuk menarik benang merah formil sebagai alat pembuktian adanya relasi peristiwa antara ISIS-K dengan negara – negara barat yang dituduhkan tersebut. Inilah tantangan agen – agen Intelijen Rusia agar mampu membuktikannya sehingga kebenaran akan terungkap, dan pembantaian umat manusia tidak terjadi lagi.

“ Hal yang tidak kalah menariknya adalah relasi antara ISIS dan Taliban yang tidak pernah akur dan menjadi musuh bebuyutan. ISIS dan Taliban memiliki prinsip, misi dan visi, yang jauh berbeda mulai dari hal-hal kecil soal penafsiran agama hingga strategi kelompok. Kedua kelompok itu sama-sama mengklaim sebagai kelompok yang merepresentasikan jihad Islam.” Ungkapnya

“Jadi Dinas Keamanan Taliban sejauh ini telah berusaha untuk mencegah berkembangnya kelompok ini. Sisa pertanyaannya adalah apakah mereka beraksi atas inisiatif sendiri ? Ataukan ada yang mengkondisikan dengan segala atribut dukungannya ? Semoga perputaran waktu bisa mengungkap semuanya secara benar“, pungkas Dede.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sound Horeg yang Penuh Kontroversi di Jawa Timur: Antara Ekspresi Budaya dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan
Binteknis 2 hari : PENGUATAN KOMPETENSI INTELIJEN KEWILAYAHAN BAGI PERSONIL SATPOL PP
Juara 1/ Desa Kepadangan Menjuarai Karnaval Dari 22 Desa Kecamatan Tulangan
Legislator Dorong Semua Pihak Aktif Lestarikan Budaya di Daerah
Potret Suara Hati Seorang Petani Melon tentang Politik di Banyuwangi.
Pj. Bupati Batu Bara Hadiri Penutupan MTQ ke-39 Tingkat Sumut
Pusdiklat Prawita GENPPARI Gelar Pelatihan : ASISTEN PRIBADI (ASPRI) YANG PROFESIONAL (PROFESIONAL PERSONAL ASSISTANCE)
Gali Sejarah, Pj. Bupati Batu Bara Boyong 11 Zuriat Kedatukan se-Kabupaten Batu Bara
Berita ini 63 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 13 September 2024 - 10:29 WIB

Legislator Murung Raya Ajak Masyarakat Cegah Politik SARA

Kamis, 12 September 2024 - 22:05 WIB

Pj. Bupati Heri Wahyudi Tinjau Harga Sembako di Pasar Kebun Kopi, Harga Masih Stabil

Kamis, 12 September 2024 - 21:03 WIB

DLH Indramayu Terus Pantau Kualitas Udara dan Air, Pemantauan di Perkantoran, Transportasi, Perumahan dan Industri

Kamis, 12 September 2024 - 15:38 WIB

Pj. Bupati Batu Bara Serahkan 342 SK P3K Batu Bar

Rabu, 11 September 2024 - 22:29 WIB

Pj. Bupati Batu Bara Dorong Pembaharuan Data Lahan dan Pabrik Sawit

Rabu, 11 September 2024 - 15:11 WIB

Ketum LSM KPK Datangi Polsek Gumuk Mas, Laporan Kliennya Di Tindak Lanjuti

Selasa, 10 September 2024 - 17:59 WIB

Semarak Jalan Sehat Merdeka Warnai HUT ke-79 di Desa Boro, Tanggulangin

Selasa, 10 September 2024 - 08:49 WIB

Polda Jatim Berhasil Amankan Tiga Tersangka Curanmor Satu Diantaranya Bersenjata Airsoft Gun

Berita Terbaru

Pemerintahan

Pj. Bupati Batu Bara Serahkan 342 SK P3K Batu Bar

Kamis, 12 Sep 2024 - 15:38 WIB