JEMBER, radar-x.net – Tepatnya Kamis (26/10/17), di pendopo Wibawa Graha di gelar diskusi yang bertema “Forum Diskusi Masyarakat”, dari diskusi tersebut terungkap banyak warga Jember yang menjadi korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia, bahkan hingga mencapai ratusan orang, yang tujuannya adalah Afrika tepatnya di wilayah Gabon.
Seperti yang terjadi di Jember berapa waktu lalu, banyak warga Jember yang di iming-imingi gaji besar hingga 15 juta perbulan dan akhirnya banyak yang berangkat di Gabon Afrika, mereka hanya di pekerjakan pada pembibitan kelapa sawit saja, bahkan ada yang pernah meninggal dunia di Afrika dan mayatnya dibawa pulang.
![]() |
Foto bersama usai diskusi. |
Tampak hadir Direktur Lalu Lintas Keimigrasian (Dirlantaskim) Cucuk Kuswara, kepala divisi keimigrasian M. Yanis, KH. Muqiet Arief, Kapolres AKBP. Kusworo Wibowo, Plt Sekda Ir. Mirvano, para kepala OPD dan Camat, serta ratusan undangan yang dari mahasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirlantaskim Cucuk Kuswara mengatakan, “Kami telah menunda dan menahan ribuan paspor bagi TKI yang akan bekerja keluar Negeri non prosedural baik yang melalui jalur laut, udara dan darat, bahkan tim kami telah bergerak di lapangan untuk mendalami kasus tersebut,” tegasnya pada puluhan media cetak dan elektronika.
Dijelaskannya, bagi petugas yang membantu pembuatan paspor TKI yang non prosedural maka akan menerima sangsi, bahkan ada undang-undang yang baru, namun pihaknya masih belum faham tentang sangsi tersebut, yang jelas akan ada tindakan lebih lanjut.
“Kami juga bekerja sama dengan Kepala desa/Lurah, Kasun hingga tingkat RW dan RT, untuk turut serta mensosialisasikan pada warga, agar mereka tak menjadi korban pencari TKI ilegal tersebut. Apabila ada yang mengetahui maka laporkan saja pada Imigrasi setempat atau polisi.” Terang Cucuk Kuswara.
Sementara, Wabup KH. Abdul Muqiet Arief mengatakan, bahwa banyak kasus di Jember yang hingga saat ini masih belum tertangani dengan baik, bahkan banyak yang sudah menjadi korban pengiriman TKI ilegal yang di lakukan orang tidak bertanggung jawab, bahkan pernah di hotel Sulawesi ada yang di kumpulkan untuk transit selanjutnya akan di berangkatkan ke Australia.
“Jangan ada lagi yang jadi korban berikutnya oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, Disnaker sudah melakukan sosialisasi pada warga di desa/Kelurahan hingga tingkat RT dan RW, agar seluruh keluarga warga mengerti dengan informasi tersebut.” Pungkasnya.(Bas/Dik/Rul)