BANYUWANGI, RADAR-X.net – Jika Banyuwangi masuk kota terkaya di Jawa Timur lantaran adanya Tambang Mas dan Profit Saham Golden Share, namun hal tersebut dikatakan oleh Tim Info Warga Banyuwangi (IWB) bahwa tidak seharusnya Bupati Banyuwangi hanya membagikan parsel terhadap warga tertentu (tim ses). Jum’at (5/4/2024).
Menurut Abi Arbain ketua IWB, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang ada di tambang emas Gunung Tumpang Pitu, nilainya terus meningkat hingga puluhan kali lipat.
“Banyuwangi memiliki saham yang didapatkan dari Golden Share sebanyak 229 juta lembar saham. Nilainya, mencapai Rp 580 miliar.” Kata abi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seharusnya dari kekayaan yang setiap tahunnya terkumpul milyaran rupiah, tidak hanya beberapa orang atau hanya timsesnya bupati saja yang diberi parsel.” Tambah Abi
“Sebab daftar warga penerima bansos kabupaten Banyuwangi tahun 2023 perhari ini mencapai 119.000. ribu warga penerima bansos. itu artinya bukan hal sulit bagi bupati Banyuwangi memberikan parsel terhadap warga tidak mampu.” Cetus Abi
“Jika Bu Ipuk Fiestiandani (Bupati Banyuwangi), hanya membagikan parsel terhadap segelintir orang saja, saya rasa itu termasuk pilih kasih atau tebang pilih, sementara Bu Ipuk sendiri bukan lagi calon seperti dulu, akan tetapi dia adalah pejabat negara yang diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat Banyuwangi agar lebih maju lagi, bukan justru menampakkan ketidak adilan sosialnya.” Jelas Abi
“Kalau Bupati justru melakukan kebijakan demikian lalu bagaimana dengan masyarakat Banyuwangi yang wajib mendapatkan parsel, apa lagi santer kabar bahwa bu Ipuk mau nyalon lagi, kira-kira masyarakat menatap perilaku yang demikian itu negatif gak? Kan gitu.” Tandas Abi.
Tak luput Abi singgung tentang janji mantan bupati yang saat ini menjabat sebagai Menpan RB yakni Abdullah Azwar Anas.
“Saya menolak lupa terhadap janji pak Anas yang ketika itu menyampaikan ke publik Keuntungan yang dirasakan Banyuwangi dari kepemilikan saham di tambang tersebut baru akan dirasakan empat atau lima tahun mendatang ketika tambang sudah benar-benar berproduksi,” begitu kata Anas.
“Namun dari pernyataan yang beliau sampaikan pada tahun 2018 dan hari ini sudah masuk tahun 2024, artinya selama 6 tahun ini kok tidak ada apa-apa. Lalu bagaimana dan kemana hasilnya.” Ungkap Abi.
(Fir)