Pengertian Tasawuf
Secara etimologi, kata Tasawuf berasal dari kata Ahlussufah (sebagian sahabat Nabi SAW, yang menempati ruangan serambi masjid Rasulullah SAW di Madinah). Selain itu, pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shafa (bersih/suci),_shaf (barisan sholat atau perang), saufi (kebijaksanaan) shuff (bulu domba), dan shaufanah (buah buahan kecil yang berbulu banyak yang tumbuh di padang pasir).
Sedangkan secara istilah, tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu mahluk, berjuang meninggalkan pengaruh hawa nafsu, mendekati sifat kerohanian, bergangung pada ilmu hakikat, serta memakai barang yang penting dan kekal.
Tasawuf Menurut Sejarah
Jika menurut sejarah perkembangan doktrin tasawuf dalam islam bisa di mulai dari gerakan gerakan zuhud semenjak awal abad 1 hijriah yang di pelopori oleh ulama seperti Abu Dzar Al-Giffari, Hasan Al-Basri ataupun Rabiah Al-Adawiyah (185 H), dan Ibrahim bin Adham menjadi landasan askesitisme islam yang berkembang pesat selama abad I dan abad II Hijriyah.
Akan tetapi pada perkembanfan selanjutnya terutama mulai pada abad III H. Tasawuf yang berbentuk Zuhud itu semakin menemukan bentuk doktrin Tasawuf yang semakin baik yang kemudian memunculkan istilah-istilah baru seperti konsep ma’rifah, fana’, baqa’ Ittihat, Hulul dan sebagainya. Dengan munculnya istilah istilah dan konsep yang baru dalam tasawuf menjadikan sufisme islam menjadi semakin sempurnadan berkembang menjadi ilmu tasawuf.
Jenis Tasawuf Menurut Teori
Secara teoritis ada dua jenis tasawuf di indonesia, yaitu Tasawuf Amali atau di sebut juga Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi.
Perbedaan antara Tasawuf Sunni dan Falsafi
* Pertama, tasawuf sunni bersumber pada keterangan yang termaktub dalam Al-Qur’an dal Al-Hadist. Sedangkan, tasawuf falsafi merupakan perpaduan antara filsafat dan tasawuf yang sumbernya sebagian adalah dari pemikiran filsafat yang di ramu dengan tasawuf.
* Kedua, tasawuf sunni berisi ajaran yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Semua ajarannya sesuai dengan ajaran Al- Qur’an dan Al-Hadist. Sementara, ajaean tasawuf falsafi cenderung menyimpang dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Misalnya, perkataan sufi yang di kenal dengan sahabat Abu Yazid al-Busthami : “Aku adalah Allah. Tiada tuhan selain Aku”.
* Ketiga, tasawuf sunni mengajarkan ketidaksamaan antara mahluk dan Allah. Ajaran sunni menolak kesatuan antara mahluk dan Allah, Sementara, ajaran tasawuf falsafi mengajarkan kesatuan antara Mahluk dan Allah dalam ajaran hulul & ittihad.
Skema perbedaan Antara Tasawuf Sunni & Falsafi
Pergulatan antara tasawuf sunni dan falsafi meski ada upaya memediasi perbedaan ini pada akhirnya didominasi oleh tasawuf sunni. Tasawuf sunni yang lebih mudah di fahami oleh masyarakat dan sesuaindengan kultur budaya masyarakat Indonesia pada umumnya, tidak berbelit belit dan tidak mengundang kontroversi lebih di terima oleh umat islam di Indonesia.
Di sinilah, secara de facto umat islam Indonesia lebih memilih “Kebenaran pragmatis” sebagaimana yang terlihat di dalam ajaran tasawuf sunni.
Penulis : Budi Hartono