Oleh: Ratna Supia
Universtitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Email: [email protected] /hp: 08127675432
Pencabutan PPKM semakin mendorong geliat mobilitas masyarakat, sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi dan keuangan.
“Ini akan meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lebih baik,” tegas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perry mengatakan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah juga akan meningkat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2023. Dan akan memantau dampak mobilitas masyarakat setelah PPKM. Jika konsumsi terus meningkat akibat pencabutan PPKM ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan Indonesia diprediksi bisa mencapai sekitar 5 %.
Presiden Joko Widodo resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia. Berkaca dari dua tahun belakang, degan adanya pelarangan aktivitas masyarakat sehingga menambah berat secara sosial ekonomi, dan jelas tidak mudah bagi seluruh masyarakat.
Dalam penyampaian Jokowi bahwa pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dalam inmendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022. Menurutnya beberapa bulan belakangan, pandemic COVID-19 di tanah air kian terkendali dimana semua indikator baik itu khasus harian hingga angka kematian di bawah standar WHO.
Menurut BI, kondisi ekonomi domestik hingga menjelang penutupan akhir tahun masih terpantau baik dengan permintaan domestic yang berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari keyakinan konsumen penjualan eceran, dan Purchasing Manager’s index (PMI) manufaktur.
Disamping itu, kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat khususnya didorong ekspor batu bara, CPO, besi, dan baja serta ekspor.
“Seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang uatama yang masih kuat serta dampak positif kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah.” Tuturnya
Dengan demikian, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 akan tetap kuat dengan bias ke atas dengan kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5% – 5,3%.
Yusuf Rendy Manilet Ekonom CORE mengungkapkan bahwa dengan adanya penarikan kebijakan PPKM, ada sejtor yang kemudian berpotensi dalam dampak positif. Salah satunya adalah sektor pariwisata dan lapangan usaha yang mengikutinya seperti transportasi dan juga usaha restoran makanan dan minuman.
“Dengan bergeliatnya sektor pariwisata, sektor transportasi juga akan mengikutinya karena perjalanan tentu akan menggunakan jasa dan transportasi dan dengan semakin banyaknya potensi jumlah wisatawan baik itu dari domestic maupun dari luar sektor transportasi baik itu udara, laut dan darat berpotensi tumbuh menjadi lebih baik di tahun ini.” Jelasnya.
Disamping itu, pencabutan PPKM juga di sambut baik oleh Industri Financial Technology (Fintech), salah satunya PT. Kredit Utama Fintech Indonesia (Rupiah Cepat) yang merupakan perusahaan Peer to Peer Lending (P2L) berijin dan diawasi oleh OJK.
“Rupiah Cepat hadir untuk membantu masyarakat mendapatkan pendanaan untuk kebutuhan multiguna, yang dapat dimanfaatkan sebagai dana untuk kebutuhan darurat maupun pengembangan bisnis. Tak hanya hadir sebagai penyedia layanan untuk peminjam, namun Rupiah Cepat juga hadir untuk pemodal yang ingin menambah instrumen investasi.” Jelasnya.
Direktur Utama Rupiah Cepat, Yolanda mengatakan dengan adanya keputusan mengenai pencabutan PPKM dari Presuden Jokowi, dia berharap akan membawa dampak positif yang baik bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
Melihat sektor perdagangan domestik sudah mulai tumbuh dengan baik berdasarkan proyeksi dari Badan Analisa Informasi dan Kebijakan Kadin sector ini akan tumbuh sebesar 4.4% – 4,8% di tahun 2023.
Meski demikian, Menkeu meminta semua pihak tetap waspada dan menjaga ketahanan tubuh, namun tidak menghalangi aktivitas secara normal. Kebijakan ini juga diyakininya akan menopang ekonomi Indonesia di tahun depan disaat masih ada tantangan global yang akan dihadapi. (*)