JEMBER, radar-x.net – Sejumlah wartawan yang tergabung pada Forum Wartawan Lintas Media (FWLM) Jember, menggelar diskusi kebencanaan menjelang pergantian musim hujan, tepatnya Sabtu (4/11/17) di rumah kafe jalan PB. Sudirman Jember Lor Patrang.
Dalam acara diskusi tersebut, mengungkap cara dan tehnis dalam menangani persoalan yang berkaitan dengan kebencanaan semisal, banjir, tanah longsor, gempa bumi dan sunami, dan berbagai macam kebencanaan tersebut.
Diskusi yang bisa menambah ilmu bagi para kuli tinta ini, yang setiap hari hanya berkutat dengan berita saja dan hanya bisa membantu informasi, kali ini juga mendapatkan wawasan baru bagi awak media tersebut, bahkan yang sehari-hari tugasnya menginformasikan pada khalayak ramai, dalam diskusi yang sangat gayeng ini juga dihadiri Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Warga Jember Peduli Bencana (WJPB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Ketua FWLM Ihya’ Ulumuddin mengatakan, bahwa diskusi rutin FWLM yang dikemas ngopi bareng bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan warga Jember peduli bencana (WJPB) ini berjalan ‘gayeng’, bahkan ada sesi tanya jawab juga dari para awak pemburu berita khususnya di wilayah Jember.
“Di Jember ini, ada beberapa titik yang masuk kategori rawan banjir dan longsor, termasuk Sumber baru, Patrang, Sumber Jambe, Tanggul, Bangsal dari dan sebagainya, ini semua perlu turut sertanya peran media untuk menginformasikan pada mereka yang berdomisili di sekitar dataran tinggi termasuk Panti, dan Jelbuk,” ujar wartawan Pena Nusantara ini.
Ihya’ menambahkan, jadi kawan-kawan media tidak hanya menginformasikan pada saat bencana dan paska saja, akan tetapi juga pada saat mau musim hujan ini agar di informasikan melalui media masing-masing masing baik cetak dan elektronika, baik harian dan Mingguan.” Jelasnya.
Menurut Ketua WJPB, Istono Asrijanto mengatakan, “ada 4 Kecamatan yang rawan seperti Sumber baru, Tanggul, Sempolan dan Tempurejo, terdiri dari 37 desa dan 150 ribu orang yang harus menjadi perhatian, bahkan bukan hanya manusia yang harus di selamatkan, akan tetapi juga seperti harta kekayaan, semisal binatang ternak sapi, kambing dan lainnya, itu tugas lembaga kami,” ungkapnya.
Ditambahkannya, “kami fokus pada saat pra dan mengantisipasi resiko agar tak lebih besar lagi bahayanya dengan melakukan tindakan preventif, semua yang kami tangani, sebenarnya Jember ini masih belum siap meskipun sudah di tetapkan masuk kategori, namun hanya Scala 2 dari 10.” Terangnya.
Pada kesempatan yang sama l, salah seorang Narasumber Hadianto mengatakan, “dengan Era yang sangat digital ini, wartawan di tuntut cepat, menginformasikan hal di atas tersebut, bahkan harus melengkapi peralatan yang serba modern untuk mendukung kinerja yang profesional dan akurat termasuk harus punya nomer Dandim, Kapolres, BPBD dan Narsum yang akuntabel.” Pungkas mantan wartawan Antara ini.(Bas/Dik/Rul)