Scroll untuk baca artikel
BeritaBudaya

Dewan Kesenian Jember Gelar Gebyar Berbagai Kesenian Budaya

19
×

Dewan Kesenian Jember Gelar Gebyar Berbagai Kesenian Budaya

Sebarkan artikel ini
Dewan Kesenian Jember Gelar Gebyar Berbagai Kesenian Budaya



JEMBER, radar-x.net – Untuk melestarikan sejumlah jenis kesenian yang hidup dan berkembang di masyarakat, Dewan Kesenian Jember (DKJ), Jumat (8/12/2017) menggelar Gebyar berbagai seni budaya Secara kolosal.

Sebanyak 250 peserta dari 15 kelompok seni yang ikut meramaikan acara kegiatan yang bertema Jatayu Tiwikromo ini diantaranya Jatilan, Can macanan kadduk, Tak-butaan, jaranan, gamelan, reog, tari, drum band dan lain-lain yang dipusatkan di Alun-alun kota Jember ini.

“Jatayu Tiwikromo merupakan, kolaborasi, kreativitas seni budaya, icon Jember, misal Jatilan, Can macanan kadduk, Tak-butaan, jaranan, gamelan, dan sebagainya itu gambaran, wajah-wajah seni budaya Jember”, Kata Ketua DKJ Jember, Eko Swargono, usai acara Gebyar Tari Kolosal, Sabtu, (9/12/2017) dini hari.

Acara ini diharapkan memunculkan kebersamaan. “Untuk itu DKJ, sebagai lumbung seni budaya, mencoba menginisiasi, ruang publik (Alun-alun) jadi arena ekspresi pagelaran berbagai seni budaya dari berbagai macam kelas, etnis dan budaya bersatu padu menjadi seni, yang ekpresif, kolaboratif dan ekpresif”, Jelasnya.

Mudah-mudahan dari pentas Gebyar Seni drama tari, dan Musik (Sendratasik) Kolosal ini, nilai universalitas seni budaya di Jember ini akan terbangun. “Jatayu itu kan artinya sesosok atau Garuda, dari bahasa klasik, sedang Tiwikromo adalah sedang menghayati perenungan terhadap nilai-nilai kemulyaan”, katanya.

Kalau kita yakin, kata Eko lebih lanjut, kita punya filosopi Pancasila, Tiwikromo itu sebenarnya suatu penghayatan, menyatupadukan nilai-nilai Pancasila, dari perspektif seni budaya, kalau sudah jadi satu, maka bentuk Tiwikromo itu Bheneka Tunggal Ika, Berbeda tapi tetap satu, kalau seperti itu, itu kekuatan besar”, Jelasnya.

Ditambahkannya, bahwa nilai yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kesatu paduan seni dari berbagi etnis, kelas dan budaya yang dilandasi dengan Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. “kegiatan ini akan jadi agenda tahunan, untuk tahun depan temanya Dewa Ruci, tunggu aja”. Pungkasnya.

Pantauan awak media radar-x.net ini saat acara sangat meriah sekali, bahkan penonton berdesak-desakan meskipun Bupati tak bisa hadir dalam acara yang sangat specktakuler ini. (Bas/Dik/Rul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page