Situasi di Alun-alun Jember saat pemutaran film G 30 S-PKI. |
JEMBER, radar-x.net – Dalam rangka memperingati gerakan 30 September (G 30 S-PKI) dan Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Kodim 0824 Jember menggelar Nonton Bareng (Nobar) di Alun-alun Jember, Sabtu (30/9/17) malam.
Tujuan pemutaran film tersebut untuk menjadi sejarah buruk bangsa Indonesia, selain itu bisa di jadikan pelajaran bagi generasi muda Indonesia, bahwa pernah terjadi pembantaian pada para Jendral TNI, bahkan dalam salah satu cuplikan film tersebut yang berbunyi “Darah itu mahal Jendral…!!!” yang mengakibatkan mengorbankan para Jendral dan ribuan nyawa bangsa Indonesia.
Dalam acara Nobar tersebut tampak hadir, Dandim 0824 Letkol Inf. Rudianto, Kapolres AKBP. Kusworo Wibowo, Secaba Letkol Agus Sujianto, Dan Brigif Letkol. Roby Suryadi, suami Bupati dr. Rohim serta ratusan anggota Koramil dan kesatuan warga Jember memadati lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dandim 0824, Letkol Inf. Rudianto dalam sambutan mengatakan, “kita perlu menyaksikan semua pemutaran film sejarah ini, karena agar mengetahui perjalanan sejarah Bangsa ini, bahkan bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda saat ini dan akan datang,” ujarnya.
Ditambahkannya, “dengan pemutaran film ini bisa di ambil hikmahnya bahwa Negara ini akan di jadikan Negara komunis yang tidak bertuhan sama sekali, bahkan ini sangat berbahaya sekali apabila sampai terjadi di Indonesia.” Jelas Dandim.
Menurut salah seorang penonton Heri Kurniawan mengatakan, bahwa pemutaran film tersebut perlu dilakukan dan di apresiasi karena dalam sejarah Indonesia ada pembantaian pada para Jendral maupun warga serta para ulama, hal itulah yang menjadi pelajaran sejarah anak bangsa, jangan sampai terulang kembali.
“Jangan sampai PKI ini hidup kembali di bumi Pertiwi yang kita cintai ini, kalau perlu kita tumpas sampai ke akar-akarnya, apalagi akhir-akhir ini isu PKI lagi marak di Masyarakat. Pemutaran film ini sangat penting bagi bangsa Indonesia karena pernah terjadi sejarah kelam masa lampau,” kata Heri.
Heri menambahkan, “dengan kejadian sejarah tersebut, mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa jangan mudah terpecah belah, bahkan sejarah kelam bangsa ini agar menjadi pelajaran bagi generasi sekarang dan akan datang.” Pungkasnya.(Bas/Dik/ Rul)